Anak cerdas, siapa tak ingin. Kecerdasan, selain ditunjang genetik juga didukung nutrisi yang baik, zat besi salah satunya. Faktanya, ia turut menunjang kecerdasan anak-anak. Kenyataannya, ia banyak terlupakan.
Perkembangan otak sejak dari kandungan hingga remaja
Dahulu, pembentukan otak dianggap telah selesai ketika bayi dalam kandungan. Ternyata beberapa bagian otak masih tetap terbentuk setelah kelahiran misalnya bagian otak yang penting untuk daya ingat dan hubungan antara tempat dan kejadian, serta bagian yang penting untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Benarkah nutrisi berperan?
Gangguan gizi saat anak dalam kandungan ataupun sudah lahir bisa menyebabkan perubahan bentuk dan fungsi otak. Jika ibu kekurangan gizi pada kehamilan trimester satu, sel saraf janin bisa berkurang, sedangkan bila kekurangan terjadi pada trimester ketiga, kematangan sel sarafnya yang terganggu.
- Zat besi adalah unsur penting dalam produksi dan pemeliharaan mielin serta mempengaruhi aktivitas saraf.
- Zat besi membantu kerja enzim yang penting untuk perangsangan saraf.
- Zat besi ditemukan dalam otak secara tidak merata, sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian otak tersebut.
Proses mielinasi terganggu
Fungsi pendengaran ditemukan menurun pada hewan penelitian yang sengaja dibuat kekurangan zat besi. Anak yang mengalami kekurangan zat besi saat usia 6 bulan menunjukkan gangguan kecepatan hantar saraf dari pendengaran karena kurang sempurnanya mielinasi. Efek ini menetap hingga anak berusia 2-4 tahun walau sudah diobati.
Mielinasi saraf penglihatan berlanjut sampai anak berusia 2 tahun. Jika anak pernah alami kekurangan zat besi, saat usia 3-5 tahun respon penglihatannya menjadi lebih lambat.
Pembentukan zat kimia penunjang kerja otak (neurotransmitter) terhambat.
Sel saraf diatur oleh zat kimia disebut neurotransmiter; kekurangan zat besi bisa menghambat produksinya. Misalnya, zat besi turut berperan dalam pembentukan neurotransmiter dopamine. Anak yang kekurangan dopamine akan memperlihatkan perilaku hiperaktif.
Berkurangnya kemampuan belajar dan kecerdasan
Anak yang pernah kekurangan zat besi menunjukkan skor motorik dan IQ lebih rendah pada usia 11-14 tahun. Kekurangan zat besi pada usia sekolah juga menyebabkan sulit konsentrasi dan gangguan kecerdasan terutama untuk pelajaran matematika.
Penelitian di Indonesia menunjukkan anak sekolah yang kadar hemoglobinnya kurang dari 11 g/dl (anemia akibat kekurangan zat besi) lalu diobati selama 3 bulan, terjadi perbaikan kemampuan belajar tetapi tetap saja lebih rendah daripada anak normal.
Kekurangan zat besi pada anak juga dapat menyebabkan penurunan nilai tes psikologi, tes konsentrasi, mengurangi kemampuan belajar konsep, dan menurunkan daya ingat.
Menyebabkan anemia dan segala efeknya.
Zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah, sehingga kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia atau penyakit kurang darah. Sel darah merah punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan kekurangan oksigen secara kronis. Akibat anemia ditambah efek kekurangan zat besi yang lain, anak bisa mengalami berbagai penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar